Jumat, 03 Februari 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN JG220C_DUTA DWI SEJATI


TEORI BELAJAR
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Anak dikatakan telah belajar apabila perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sekolah dan masyarakat.
Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu  kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna. Pada dasarnya prinsip belajar lebih dititik beratkan pada aktivitas peserta didik yang menjadi dasar proses pembelajaran.

Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.

Teori Belajar Kognitif
Aspek-aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
¤      Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
¤      Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
¤      Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
¤      Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
¤      Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

TEORI MENGAJAR
Mengajar  adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar untuk merubah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru kepada seseorang. Dalam proses belajar mengajar melibatkan  pendidik dan peserta didik yang saling berinteraksi dalam melakukan suatu proses pembelajaran untuk meperoleh tujuan pembelajaran yang akan dicapai.  Mengajar bisa merupakan kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada peserta didik.
Beberapa pandangan tentang mengajar dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.              Mengajar dipandang sebagai ilmu (teaching as a science), artinya terdapat landasan yang mendasari kegiatan mengajar baik dari filsafat mauupun teori –teori mengajar, sifatnya metodologis dan prosedural.
b.             Mengajar sebagai teknologi (teaching as a technology), yaitu penggunaan perangkat alat yang dapat dan harus diuji secara empiris.
c.              Mengajar sebagai suatu seni (teaching is an art), yaitu mengutamakan penampilan guru secara khas dan unik yang berasal dari sifat-sifat guru dan perasaan nalurinya.
d.             Mengajar sebagai pilihan nilai (wawasan kependidikan guru), bersumber pada pilihan nilai atau wawasan kependidikan yang dianut guru.
e.              Mengajar sebagai ketrampilan (teaching is a skill), yaitu suatu proses penggunaan seperangkat ketrampilan secara terpadu.TBottom of Form
Guru Sekolah Dasar harus tahu pentingnya pemahaman atas perkembangan anak sebagai landasan bagi pengembangan proses pembelajaran. Guru sekolah dasar harus selalu peduli dan memahami anak sebagai keseluruhan karena kurikulum dan pembelajaran di sekolah dasar itu bersifat terpadu.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

KEGIATAN BELAJAR KETIKA DI SD
Yaitu kita sebagai siswa diberikan peluang oleh guru untuk melakukan dan memecahkan suatu masalah itu sendiri, siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan yang peroleh. Sebagai contoh yaitu siswa belajar di luar kelas mengamati suatu tumbuhan dan membedakan antara tumbuhan satu dengan yang lainnya, apa ciri-ciri dari tumbuhan tersebut. Jadi bukan hanya guru yang menjelaskan tetapi siswa bisa menemukan sendiri dengan melihat langsung objek yang diamati.
Selain itu ketika guru mengajarkan soal matematika misalnya pada anak sekolah dasar di kelas rendah, guru bisa memberikan contoh-contoh konkrit. Seperti satu buah lidi ditambah dua buah lidi menjadi tiga buah lidi, kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi (sesuai dengan kemampuan siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk yang abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam matematika.

Rabu, 01 Februari 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN JG220C_DUTA SWI SEJATI


TEORI BELAJAR
Belajar adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna. Pada dasarnya prinsip belajar lebih dititik beratkan pada aktivitas peserta didik yang menjadi dasar proses pembelajaran.
Yaitu kita sebagai siswa diberikan peluang oleh guru untuk melakukan dan memecahkan suatu masalah itu sendiri, siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan yang peroleh. Sebagai contoh yaitu siswa belajar di luar kelas mengamati suatu tumbuhan dan membedakan antara tumbuhan satu dengan yang lainnya, apa ciri-ciri dari tumbuhan tersebut. Jadi bukan hanya guru yang menjelaskan tetapi siswa bisa menemukan sendiri dengan melihat langsung objek yang diamati.

TEORI MENGAJAR
Mengajar  adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar untuk merubah tingkah laku atau memberikan keterampilan baru kepada seseorang. Dalam proses belajar mengajar melibatkan  pendidik dan peserta didik yang saling berinteraksi dalam melakukan suatu proses pembelajaran untuk meperoleh tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.